I Created My Own Happiness

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah" itu sebuah kalimat indah dari Pramoedya dan menurut gue means a lot. Banyak banget deh kayanya orang yang lebih ahli dalam menulis sehingga menghasilkan sejarah dan peradaban. Tapi, arti menulis buat gue itu gak akan membuat roket asli Indonesia atau buat sejarah mencenangkan dunia wkwk. Sejarah, yasss... gue membuat sejarah kehidupan gue sendiri dari menulis disini. Mencoba untuk menujukan serpihan perjalanan kehidupan gue yang menungkin gak penting-penting amat buat pembaca. Isi blog gue isinya malahan curahan konyol hati gue mengenai kekecewaan atau percintaan norak. But I liked it. 

Dari judul nya gue keliatan happy banget ya, haha iya dong I think so, siapa lagi yang buat gue happy kalo bukan diri gue sendiri. Btw, selamat bertambah usia buat gue. Alhamdulillah ya Allah di umur 28 tahun ini aku bisa membuat banyak cerita dan pengalaman hidup yang tidak akan pernah aku lupakan seiring bertambah nya usia. Ngomongin mengenai happy itu sendiri, gue memang akhir-akhir ini sangat disadrakan akan kebahagiaan yang gue ciptain untuk mendamaikan diri gue sendiri. Mungkin gue belum menemukan life purpose gue secara real, atau mewujudukan mimpi gue yang bisa jadi diplomatis, tapi guys gue bisa menikmati perjalanan gue ini dengan amat sangat tenang dan enjoy banget. Berikut serpihan-serpihan yang gue temukan kenapa gue happy akhir-akhir ini

1. Pahami diri sendiri dan menerima nya (Me Time is the Best Thing)

Gue masih inget banget di ingatan gue gimana gue insecure sama diri gue sendiri, gue bandingin tuh kehidupan gue sama orang lain, gue mencoba menjadi orang lain seakan-akan gue bisa diterima oleh sekelompok orang populer di SMP. Bahkan, sampe sekarang gue kadang merasa seperti ini. Tapi, akhirnya karena gue juga baca mengenai self improvement, nonton video hal-hal positif, dan banyak me time sama diri gue dengan dengerin musik, makan makanan kesukaan, atau sekedar check out barang-barang lucu yang gue suka, nyiram tanaman, cuci sepatu, and of course skincare and body care dong hihi. Akhirnya, gue sadar gak ada yang bisa menerima elo seutuhnya ya diri lo, kalo bukan diri lo sendiri, jiwa dan raga yang menerima lu utuh seutuhnya siapa lagi coba. Setelah gue banyak me time sama diri gue, gue menemukan kebahagiaan apa yg gue mau, dan cut off hal-hal yang gak ada impact ke elo, apalagi bad impact, itu pasti gue cut off  *P.S: ini bukan karena gue cancer ya gampang nge-cut off haha. Jadi gue tuh lagi mendalami hobi lari gue, gue bisa improve kemampuan lari gue day to day, gue build mental health gue, gue baca, banyak minum air putih, bahkan sesederhana mengatur nafas ketika lagi emosi. Lambat laun bahkan sedikit demi sedikit itu sangat membantu gue dalam menhadapi perubahan atau hal yang gak sesuai sama plan gue, sehingga gue bisa menurunkan ekspetasi dan kekecewaan gue, gue bisa tau "Oh... berati emang belum saatnya, gue harus banyak belajar lagi" 




2. Set My Boundries 

Di era gempita banyak nya perubahan, manusia pun berubah. Mungkin bukan 1 atau 2 orang, bukan gue doang, bahkan manusia lainnya. Era digital memang banyak merubah pemikiran dan sikap seseorang bahkan. Gak lain dengan orang yang gue temuin, bahkan yang berinteraksi sama gue. Mereka pun punya problem yang bisa gue liat betapa memberatkannya, gue juga punya sih. Bahkan orang tersebut mempercayai gue untuk membagi kisah nya ke gue, ngerasa terhormat sih tapi kadang itu bisa mempengaruhi gue juga. Lalu, dari kisah sedih mereka, mereka punya niat baik untuk memberi petuah lah istilah nya ke gue, paham sih gue maksud mereka baik karena mau protect gue biar gue gak jatuh di lubang yang sama. Tapi, hal itu menjadi annoying buat gue karena mereka jatuh nya menyetir gue itu bersikap seperti mereka, padahal gue punya pengalaman dan cara sendiri, thats why gue set my boundries. Gue gak secara terang-terang an meng-cut off orang itu, tapi gue mencoba lebih memfilter apa yang mereka paparkan ke gue. Dulu banget, gue gak tau nih caranya biar gue gak terombang-ambing sama kata-kata mereka, bahkan gue bisa overthinking karena gue mikir "kenapa ya gue gak bisa kaya mereka yang ngasih petuah ke gua" and boom.... jadilah gue yang gampang terombang ambing gue jadi takut dan sering emotional. In the end, gue mikir wah gak bisa nih orang-orang mempengaruhi emosi gue begini, pemikiran ini sih gak serta merta dateng sih, ini juga karena gue aca Filosofi Teras dimana ada aja orang diluar kendali kita bisa mengendalikan emosi kita. Pokoknya, gue sekarang ini bisa lebih wise lah dalam menanggapi hal-hal diluar kendali gue, gue bangun boundries gue biar mereka gak mengambil semua energi gue dan gue jadi capek sendiri ngadepinnya. Set My Boundries lainnya adalah gue meminimalisir berfikir apa yg orang lain pikirkan tentang gue, fokus ke orang terdekat gue, fokus ke apa yang mau gue lakuin dan goal gue sendiri, dan pastinya menjaga jarak terhadap hal-hal yang negatif yang sekiranya gue udah bisa memprediksi hal itu gak baik buat gue.



Long short story, ketika kita bisa menemukan apa yang membuat jiwa kita tentram itu gak ada yang salah loh, as long itu dengan cara yang tepat. Makanya dalam pernikahan kalo kata Habib Jafar untuk mendapatkan salah satu nya Sakinah a.ka kententraman, ketika elo nemu pasangan yang memberikan ketentraman dalam kondisi apapun, berarti elu udah dapet satu point pernikahan.  2 points diatas hal yang penting banget buat gue, karena bisa membentuk mental gue ke next chapter of my life. Gue yakin banget, kita semua punya perjalanan yang gak bisa disangka-sangka, ya itu emang cara yang Maha Kuasa dalam menunjukan kuasa nya. Tinggal gimana kita aja nih hablumninallah dan habluminanas nya. E\

Komentar

Postingan Populer