Don't Trust Everyone

Disinilah tempat favorit gue menuliskan hal-hal di blog, di  ruangan segiempat, ditemani sura-suara di soundcloud, rujak sisaan para pemangku kebijakan, air putih di gelas biru bertuliskan "pure", sisa-sisa kerjaan dan kerjaan yang seharusnya gue kerjain di hari Jumat, hati yang haru, dan tugas kampus yang belum gue kerjain.
Seharusnya sih gue saat ini bisa pulang, tapi jari-jari gue gusar gak menuliskan apa yang gue rasaian akhir-akhir ini.

People around me made me so surprised about the reality did to me

Orang kalo mau hidup nya melangkah pasti banyak banget cobaan nya, orang yang pikiran nya mau makin luas pasti ada aja halangan nya, orang mau hati nya lebih lapang pasti ada aja yang bikin stuck. Begitulah yang terjadi pada diri gue, bahkan dua miliyar manusia disana yang mau hidup nya makin meningkat. Beribu motivasi bukan jadi patokan tapi cuma jadi hal yang mengiuatkan sementara, karena apa? karena elo bisa membuat motivasi tersendiri dalam hidup lo yang udah elo lewatin. Proses demi proses lu jalanin, jatuh bangun nya manis pahitnya, senang sedihnya mengajarkan elo banyak hal. 
Gue gapernah nyesel pernah punya buku diary dari gue SD kelas 1 sampe gue SMK kelas 10, karena gue bisa menikmati perjalanan hidup gue, dari situ dan gue bisa review apa yang terjadi sama diri gue dan gue bisa mengambil keputusan yang Insya Allah itu hasil hati dan otak gue, bahkan sampe saat ini gue menjadikan blog ajang gue mempelajari apa yang terjadi sama diri gue. 
Hari demi hari berganti, begitupun tahun yang berjalan banyak yang gue alamin akhir-akhir ini, banyak pengalaman yang gue dapetin sepanjang umur gue ini, dan bagi gue, gue gapernah puas sama pelajaran hidup. pelajaran hidup adalah hal yang penting buat gue, karena pelajaran hidup mengajarkan elo bagaimana Hablumniallah lu dan Habluminanas lu. 

Gue selalu yakin bahwa Allah menjadikan manusia dengan komponen yang sempurna dari mahluk lainnya, makanya pas jaman diciptkannya Nabi Adam AS, Shaitan iri karena kesempurnaan nya. Bahkan itu yang menjadikan shaitan sampe saat ini hingga akhir zaman gak pernah berhenti membawa manusia menjadi pengikut mereka. Manusia yang sempurna diciptakan dengan hati dan akal pikiran, itulah yang membedakan kita dengan mahluk lainnya. Sampe saat ini pun gue yakin, gak ada manusia jahat hanya ada manusia yang kebawa hawa nafsu buat melakukan kejahatan. Tapi keyakinan gue atas itu tiba-tiba mengkis dan makin mengkis, ketika gue berupaya meyakinkan diri gue bahwa gak ada manusia yang jahat tapi ternyata tidak. Apa gue terlalu bego? Apa gue terlalu gelap mata? Apa gue terlalu ketinggalan jaman? dan segalam macam pertanyaan ada di kepala gue dan hati gue yg bikin gue gusar dan nangis terus tiap inget pertanyaan ini. Hal yang menurut gue itu adalah hal yang baik malah menusuk gue sunggguh pedih dengan perlahan, menjadikan prinsip gue adalah kelemahan telak yang bisa dikalahkan. Bahkan sampe-sampe gue kepengen teriak "salah gue apaaaaa? Kenapa gak diawal elo bilang ke gue? Gue harus gimanaaa sama lo?" Gue tau setiap manusia ada salah, tapi harus beginikah cara membalas kesalahan, atau adakah hutang budi yang harus gue bayar? Dimanakah arti ikhlas? dan berentetan pertanyaan lagi. Disaat seperti itu, seketika gue pun lupa bahwa gue salah mengartikan semuanya, gue gapaham sama pepatah "Dont Trust Everyone, Even Salt Look Like Sugar" dan gue belom bijaksana akan hal ini. Idealisme atau apalah itu yang membuat gue keras kepala bahwa kenyataan dunia ini semakin mudah menyikut manusia, bahkan manusia lebih garang daripada hewan buas di hutan yang kelaparan, kasus demi kasus gue saksikan tiap baca Line Today, atau sekedar baca thread di Twitter, dan itu bukanlah kasus biasa, layaknya Sumanto ada dimana-mana. Elo makin takut, elo makin mengkerut, dan cuma bisa minta pertolongan dari Allah. Semua kasus yang terjadi meliputi semua hubungan, keluarga, pertemanan, kekasih, pendidikan, ibu anak, suami istri, adik kaka, om tante, teman dekat dan semuanya semua yang harusnya melindungi malahan menyakiti.

Lalu, bagaimana gue menghadapi ini? Jujur begitu besar ketakutan gue dan menjadikan gue manusia jadi serba me-warning diri gue. Seakan manusia semua mempunyai rule yang mengerikan. Tapi pikiran dan hati gue semakin menantang gue, "jangan qis jangan pesimis, jangan qis jangan nyerah, semua ini ada pembelajaran nya, elo pasti dan tetep dipertemukan sama orang-orang yang bakalan membawa lu ke hal yang baik dan benar". tapi begitulah hidup, apa yang elo tanam apa yang elo petik. Ketika elo memutuskan satu hal yang terbaik buat lo bahkan diluar nalar orang, dan menyakiti orang lain itu akan ada jalan nya masing-masing. Bagaimana semua ini bisa membuat lu lebih luas melihat kedepannya. Dari sini pun gue sadar pula, ada hal yang menyakiti dan disakiti, begitulah proses hidup yang membuat hati dan pikiran lu makin mengerti. Elo tinggal pilih, apakah elo mau jalan terus kedepan dan kita gatau didepan itu ada apa aja tapi bakalan ngasih pembelajaran yang lebih buat dan membuat pikiran dan hati lo lebih baik, atau elo mau hidup distu aja dengan pikiran yang itu aja dengan ketakutan lo, atau lebih parah nya elo mau balik lagi ke habit dan hal-hal yang udh elo berhasil jalanin karena ragu elo menjadi elo yang lama yang gamau lebih belajar. Hidup ini pilihan, hidup ini penuh resiko, elo tinggal pilih mana pilihan yang menjadikan elo manusia berakal dan berhati kah atau menjadi manusia yang kenyang asal kenyang, dan elo tau apa pijakan utama lo dan niat awal lo.
Buat saat-saat ini gue masih glimpangan ya semacam unbelieveable gitu menghadapi orang kaya gini, seakan elo mau membalas nya, tapi hati lo gabisa, tapi pikiran lo makin membenci, dan begitu seterusnya. Apakah gue akan bertahta pada kekecewaan gue atau apalah itu gue belom tau jawabannya, gue cuma bisa berlindung dengan hati gue dan kepercayaan gue sama apa yang udah rasullah ajarin, even gue bukan manusai yang baik juga. Ya semoga aja, gue, elo dan kita semua bisa pake akal pikiran dan hati kita sebijak mungkin, bagaimana kehidupan bakal ngajarin elo dan memutuskan elo jadi seperti apa. Dengerin kata hati lo, because heart never lie.




Komentar

Postingan Populer