About the Journey

Tentang sesorang yang sedang menikmati hari-hari nya, melewati batas pemikiran seakan-akan pantas. Dalam beberapa penelitian, sepertinya kegundahan ini dialami bagi para quarter life. Tapi, umur ku masih 23 tahun. Ain't a quarter right? Masih ada 2 tahun lagi, itupun kalau aku masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT. Menurut The Boston Globe, krisis dewasa muda terjadi pada seseorang yang berusia 20an setelah mereka memasuki the real world. Erik H. Erikson seorang psikologis asal Jerman proposedeight crises that humans face during their development. Menurutnya, konflik yang terjadi pada remaja pada dasarnya adalah the intimacy vs isolation crisis. The Intimacy? Or i need an isolation when i trying get the solution? Idk. Menjadi individualis itu tidak pernah enak dan tidak pernah baik, bila menjadi intorvet apakah sebuah pilihan? Atau ketika masuk di usia ini semua squad 20-an menjadi introvert merupakan ajang pelarian diri atau menjadi ekstrovert sebagai ajang pembuktian diri? Hukum alam benar-benar terjadi rupanya, aku dihadapi pada masa dilema terbesar, dilema ini mengenai jati diri ku yang aku bawa menjadi pilihan hidupku.

Akankah aku tenang atas apa yang aku pilih? Adakah kesedihan yang akan memberikan pelajaran hidup? Adakah kebanggaan yang membutakan usaha? Adakah rasa sayang yang tumbuh lalu menjadi gagal panen? Atau baiknya aku mengikuti arus? Atau aku harus membelokan arus ku agar aku belajar? Belajar merendahkan dari ego, merendahkan amarah dan melupakan sakit? Apakah baik rasanya melupakan sakit yang menggores lebih dari sekedar menggores?

Keterikatan pada sekitar membuat kita sadar, bahwa setiap orang punya cara untuk memilih dipedulikan lebih dalam atau memilih tidak dipedulikan, sampai lupa peduli pada diri. Ini dzalim bukan? 
Argumen, pandangan hidup, presepsi, pembentukan pemikiran, keyakinan telah membawa kita pada waktu sepi yang mengikat untuk merenungi. Lalu memilih sikap universal. Menikmati setiap getir menjadi manis yang dibayangkan. Pahit nya obat memang menyembuhkan, tapi aku tidak sakit, haruskah menelan obat setiap hari dan membayangkan manis hanya dalam angan?
Tapi apabila itu adalah jalan untuk mebentuk diriku, yasudah aku lewati saja. Anggap saja obat pahit selalu ada penawar nya.

Komentar

Postingan Populer