Karangan di 821 Hari

Aku sudah bersamamu 2 tahun, 27 bulan, dan 821 hari. It was such an amazing journey for me. Gak nyangka banget sih bisa sama orang yang sama selama ini, dengan segala drama, tawa, tangis, dan segala macam yang sudah kita lewatin sama-sama, memberikan aku banyak pelajaran di setiap harinya. Kamu tau, aku bukan tipe orang yang bisa mengaggumi mu secara terang-terangan, ataupun sering bilang "aku sayang kamu" di setiap hari, bahkan memuji kamu ketika kamu terlihat sangat menyentuh hatiku. Bahkan untuk sekedar mengekspresikan ke dalam social media bahwa betapa beruntungnya aku ada kamu, itu sangat sulit dan kita sepakat untuk tidak terlalu mengumbarnya. Kamu yang amat sangat perhatian dengan segala cara kamu yang gak pernah make sanse di aku, tapi pada akhirnya aku tau bahwa yang kamu lakuin untuk kebaikan ku. Sepertinya membosankan kalau aku menceritakan kembali bagaimana kita bertemu, bagiamana kita pernah saling menjauh, bagaimana drama yang terbentuk sebelum kita menjadi sedekat ini, ataupun ribut-ribut kita yang membuat aku gabisa makan dan gak fokus kerja, makaasih loh yay. Sangat buruk buat aku memikirkan seseorang dengan mengganggu pekerjaan ku, but you are breaktrough. Good job for you, two thumbs wkwkwk. 

Kamu bilang komitmen adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan, sehingga kita tetap bisa menjalani hubungan ini dengan tetap menjadi diri sendiri. Entah kenapa baru saat ini, aku mengerti betapa pentingnya komitmen yang harus kita bangun. Kita sama-sama keras, dan memliki ego dan ambisi masing-masing tapi terimkasih kadang kamu yang sering sabar menghadapi segala kelabilan aku. Aku yang belum siap benar-benar punya pasangan, ingin bebas menjadi apa yang aku mau, tidak berkomitmen, di protect sebegitunya, atau diberikan pelayanan bagaimana seoarang Balqis ini disayangi sebegitunya. Walau kadang aku juga yang harus sabar bgt dengan kamu yang nyebelin banget kalo lagi ngantuk (tetep yaaa mau bgt dikenang aku, biarin lah kamu gak bakalan baca ini juga). 

Memang tidak ada yang menjamin bagaimana Allah menentukan jodoh manusia, apakah dengan ikatan pernikahan lalu membangun rumah tangga, lalu ada masa dimana sebagai seorang istri bisa menunggu suami nya pulang dari bekerja lalu disambut seorang istri dengan makan malam dan saling bercerita "How about today?" berlanjut seperti itu terus hingga salah satunya sudah sulit melihat dan ada yang masih menggenggam untuk diantarkan sekedar duduk sambil mendengar cerita anak cucu. Atau akan berakhir dengan ambisi dan ego yang menelan rasa cinta yang dalam menjadi jejak karir, atau lebih parah lagi bukan kita tapi jadi Anda dan Saya. Life is full of Surprising, dan aku harus siap dengan hal itu. Tapi, apapun yang terjadi nanti, aku tidak akan lupa pada satu orang yang menemaniku di malam minggu sambil memeluk ku dan bercerita, dengan sebungkus kuaci sebagai pelengkap nya, dan diakhiri dengan kamu yang pulang, dan tak lupa satu kecupan manis di kening. 

Aku bukan tidak percaya dengan janji seseorang, aku hanya tidak ingin hidupku dipatokan pada sebuah ekspetasi besar, maka apabila ada rencana untuk tetap bersama ku, jaga lah dalam hati kamu yang paling dalam dan lakukan usaha sekuat tenaga kamu, sekuat kamu memperjuangkan seseorang yang amat sangat kamu sayangi, berjuanglah. Bagaiaman aku? Aku pun akan melakukan hal yang sama tanpa perlu diminta, menjadi pantas untuk diperjuangkan itu hal penting agar aku tahu diri. Love is giving and receiving, itu lah seharusnya.  

Intinya, aku gatau deh ya mau nulis apaan ini. Yg jelas ini interpretasi atas thread aku di twitter yang gabakalan jadi thread wkwkwk.






 

Komentar

Postingan Populer